PUBLIC TRANSPORTATION “Angkutan Merakyat = Angkutan Umum”


angkutan kotaTransportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial demografis wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan masyarakat. Di perkotaan, kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat urbanisasi berimplikasi pada semakin padatnya penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung mengurangi daya saing dari transportasi wilayah (Susantoro& Parikesit, 2004:14)[1]. Transportasi publik dapat diartikan sebagai angkutan umum, baik orang maupun barang, dan pergerakan dilakukan dengan roda tertentu dengan cara membayar[2].

Angkutan umum, siapa yang tak mengenal angkutan umum di dunia ini. bahkan di seluruh belahan dunia. Segala jenis angkutan umum ada dan memiliki kekhasan juga penggemar-nya masing-masing. Di Indonesia sendiri berbagai angkutan umum dari yang unik sampai yang paling resmi ada atau tersedia. Bila kita berbicara mengenai angkutan umum yang ada di Indonesia, pasti otak kita akan mengarah atau langsung menuju ke “ANGKOT” . angkot ialah singkatan dari angkutan kota. Angkutan kota ini biasanya sangat banyak tersedia di kota-kota besar di Indonesia. seperti di Tangerang, Bogor, Bandung, Depok, Bekasi, Atau Jakarta. Angkot biasanya memiliki bentuk yang mini. Yaitu hanya mobil carry, yang tempat duduknya disusun berhadapan. Sehingga penumpang dapat tertampung banyak. Biasanya jumlah angkot itu sangat banyak di perkotaan, dan tersedia selama 24 jam non stop, di tambah biaya/ongkos pembayarannya yang murah meriah plus bila menunggu angkot di pinggir jalan tak perlu berlama-lama atau takut kehabisan, karena jumlahnya yang sangat banyak.

Transportasi publik yang sejenis “angkot” sebenarnya merupakan angkutan yang bisa di tumpangi oleh siapa saja. namun, memang dalam kenyataannya yang seringkali menggunakan dan berlangganan “angkot” merupakan warga-warga kelas menengah atau kebawah. Karena hal ini juga mungkin mengapa jumlah atau populasi “angkot” di Indonesia berkembang sangat pesat. Mungkin di karenakan juga masih sangat banyak warga Indonesia yang belum benar-benar sejahtera.

Namun, keberadaan angkot atau jenis-jenis transportasi publik lain sebenarnya bukan berarti jelek. Malah bagus. Mengapa bagus? Karena dengan adanyamacet transportasi publik massal seperti ini sebenarnya bisa menjadi suatu solusi kemacetan yang masih terus saja banyak terjadi di kota-kota besar di Indonesia. mengapa begitu? Karena jumlah pemakaian kendaraan pribadi di Indonesia kian hari kian meningkat. Padahal, akses jalanan atau infrastruktur di jalan belum memadai, sehingga sering kali terjadi penumpukan kendaraan pada titik-titik jam sibuk di kota-kota besar. Hal ini jelas tidak menguntungkan, karena dengan terkena macet, otomatis kita akan mengalami keterlambatan dalam berbagai hal, entah sekolah, kerja, dan lain sebagainya.

Mengapa angkot bisa menjadi solusi? Karena dengan menggunakan angkot atau transportasi publik jenis lainnya, kita dapat meminimalisir penggunaan kendaraan-kendaraan pribadi yang merupakan salah satu factor penyebab kemacetan di jalan. Pemerintah pun sebenarnya sudah mensarankan dan mulai memfasilitasi atau membangun berbagai transportasi publik yang nyaman, aman, dan terjangkau juga tepat waktu bagi masyarakat. Ambil contoh: Busway di Jakarta.

Kendala masih saja terus terjadi. Penggunaaan transportasi publik belum juga merata di senangi oleh seluruh kalangan masyarakat. Mungkin karena alasan-alasan tertentu. Entah untuk menjaga image atau karena merasa dengan menggunakan kendaraan pribadi itu lebih hemat, praktis dan cepat di banding dengan menggunakan semacam transprotasi publik yang ada di sekitar mereka. Hal ini tentu tidak salah, karena ini adalah hak prioritas masing-masing.

Namun, melihat dampak dan kondisi yang ada di sekitar kita karena sudah terlalu dan semakin banyaknya jumlah kendaraan pribadi, terutama “motor” ini secara tidak langsung turut serta menyumbang kemacetan yang ada di jalan ditambah pengeluaran emisi gas buangan yang di hasilkan kendaraan bermotor yang semakin banyak menyumbang semakin mencairnya es-es yang ada di kutub utara (global warming). Menggunakan kendaraan pribadi hanya pada saat-saat tertentu saja, dan kompak memakai tranportasi publik yang sudah di sediakan pemerintah yang sangat nyaman juga aman bisa sedikit menolong atau setidaknya memperbaiki kemacetan yang ada di jalan juga mengurangi dampak atau isu global warming yang ada. silahkan memilih, dan rasakan akibatnya. (Dian, 26 Januari 2011)

4 responses to “PUBLIC TRANSPORTATION “Angkutan Merakyat = Angkutan Umum”

  1. public transportation merupakan alternatif yang apik untuk menangani solusi kemacetan yang melanda kota2 besar di indonesia khususnya ibukota jakarta..
    transportasi massal seperti angkot, bus, kereta dan lainnya merupakan alternatif yang pas selain pembangunan jalan layang dan jalan tol.untuk mengatasi kemacetan..
    namun sayangnya pemerintah kurang serius dalam menangani masalah tersebut..
    buktinya sampai saat ini proyek2 pemerintah dalam pengadaan transportasi massal seperti monorel, krl, trans jakarta semua mengalami kendala..
    seharusnya pemerintah segera mencari solusi yang tepat agar masalah kemacetan dapat tertangani..
    2020 Indonesia bebas dari macett…
    hhaaahhhaaa
    lama amat ya????

Leave a reply to tehmanisenak Cancel reply